Jumat, 03 Juli 2015

Puisi "Kisah Si Tua"


Kisah si Tua

Lihatlah, lagi-lagi mereka berjejer tak elak berbaris
Bermunculan, membangkitkan kawan yang masih terbenam
Menyembulkan diri dan menggapai udara
Menari tersapu angin, melenggok beriringan
Menegakkan diri tak tahu diri, merapatkan barisan
Mencengkeram si hitam hingga pias
Membuang celah, menutup jalan
Sang pemilik berdehem parau
Mengayunkan tumpuan dan menjejak ranah
Berdebam mencecar pijakan telapak lima
Lihatlah, guratan-guratan yang semakin tercetak mantap
Tiang putih penyangga badan mereot-reot
Berdenging dan bergemeletuk, menciptakan nyeri
Memaksa cakarwalanya mengernyit
Berkawan dengan meringis
Lihatlah, pagar di lisannya tak lagi rapih
Tak lagi putih
Tak lagi berperang mengoyak apapun yang sampai
Satu dua bahkan lima enam memutuskan beranjak
Pergi tanpa menunggu pemiliknya mati
Angkat kaki tanpa ba bi bu dan tak kembali
Menyisakan lekukan di pipi


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar