“Namaku uang”
Ya, namaku uang, aku tipis dan terbuat
dari kertas. Menurutku aku sama
sekali tidak menarik, tapi kenapa hampir seluruh manusia di dunia
berlomba-lomba mencariku? Aku tidak mengerti.
Aku juga sering di
jadikan sebagai alat pengukur dari tinggi rendahnya derajat seseorang, semakin
banyak jumlahku ditangan seseorang, maka semakin tinggi pula derajatnya, kenapa
harus aku? Sesungguhnya manusia di mata Tuhan memiliki derajat yang sama, bahkan
sebagian manusia memujaku melebihi Tuhannya sendiri. Tugasku
di dunia ini hanya menjadi alat tukar yang sah, aku juga bertugas untuk
melayani manusia, tapi kenapa sepertinya manusia yang sepertinya melayaniku? Aku
dicari dengan segala cara, dan bahkan dengan cara yang salah,, aku bukan uang
haram, tapi cara mereka yang haram. Seringkali aku dituduh sebagai penyebab
dari tindak kejahatan yang dilakukan oleh manusia, perampokan, pembunuhan,
hampir semuanya hanya demi untuk mendapatkanku, diluar sana juga banyak wanita
yang rela menjual tubuhnya.
Ya,, karna aku. Suami istripun
banyak yang sering bertengkar dan kemudian berpisah hanya karna aku tidak ada di dompet dan di
saku mereka, anak-anak juga putus sekolah gara-gara aku, “Manusia berdasi” itu
juga sangat tergila-gila terhadap kehadiranku, mereka tidak pernah puas saat
aku sudah berada di dompet mereka yang penuh sesak.
Jika
boleh memilih, aku akan berpindah tempat kepada orang yang lebih bisa
menghargaiku, kepada orang yang bekerja keras siang dan malam dengan cara yang
halal untuk mendapatkanku, dan jika bisa, aku juga akan berpindah tempat kepada
orang yang lebih membutuhkanku, kepada
mereka yang hanya memilikiku beberapa lembar saja, dan bahkan tidak memilikiku
sama sekali, agar tidak ada lagi kemelut dan perselisihan yang dilakukan oleh
manusia, agar tidak ada lagi sebutan untuk “Si
kaya” dan “Si
miskin”, jika kedua hal itu terjadi hanya gara-gara aku, lebih baik aku di bagi
sama rata kepada manusia diseluruh dunia ini, tapi semua itu tidaklah mungkin.
ingin rasanya berteriak kepada manusia yang tergila-gila terhadapku,
sesungguhnya aku ini tidak abadi, aku hanya bisa menemani kalian didunia ini
saja, hanya bisa memberikan kesenangan yang bersifat sesaat, dan aku juga tidak
bisa menjanjikan kebahagiaan yang kekal, saat kalian “Pulang” kalian tidak bisa
membawaku, dan aku juga tidak akan bisa memberikan kebahagiaan yang sama untuk
”Kehidupan” kalian yang
selanjutnya, apalagi memberikan pertolongan untuk kalian.
Pandanglah aku sewajarnya saja. aku bukan Tuhan, aku
juga bukan surga di dunia dan di akhirat, aku hanya bagian di kehidupan kalian
saat ini, kelak aku juga bisa menjadi saksi di pengadilan Tuhan bagaimana cara
kalian bisa mendapatkanku. ingatlah,, aku hanya benda bernama “Uang” .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar