Selasa, 12 Mei 2015

Namaku Uang


“Namaku uang”

Ya, namaku uang, aku tipis dan terbuat dari kertas. Menurutku aku sama sekali tidak menarik, tapi kenapa hampir seluruh manusia di dunia berlomba-lomba mencariku? Aku tidak mengerti. Aku juga sering di jadikan sebagai alat pengukur dari tinggi rendahnya derajat seseorang, semakin banyak jumlahku ditangan seseorang, maka semakin tinggi pula derajatnya, kenapa harus aku? Sesungguhnya manusia di mata Tuhan memiliki derajat yang sama, bahkan sebagian manusia memujaku melebihi Tuhannya sendiri.  Tugasku di dunia ini hanya menjadi alat tukar yang sah, aku juga bertugas untuk melayani manusia, tapi kenapa sepertinya manusia yang sepertinya melayaniku? Aku dicari dengan segala cara, dan bahkan dengan cara yang salah,, aku bukan uang haram, tapi cara mereka yang haram. Seringkali aku dituduh sebagai penyebab dari tindak kejahatan yang dilakukan oleh manusia, perampokan, pembunuhan, hampir semuanya hanya demi untuk mendapatkanku, diluar sana juga banyak wanita yang rela menjual tubuhnya. Ya,, karna aku. Suami istripun banyak yang sering bertengkar dan kemudian berpisah  hanya karna aku tidak ada di dompet dan di saku mereka, anak-anak juga putus sekolah gara-gara aku, “Manusia berdasi” itu juga sangat tergila-gila terhadap kehadiranku, mereka tidak pernah puas saat aku sudah berada di dompet mereka yang penuh sesak.
 Jika boleh memilih, aku akan berpindah tempat kepada orang yang lebih bisa menghargaiku, kepada orang yang bekerja keras siang dan malam dengan cara yang halal untuk mendapatkanku, dan jika bisa, aku juga akan berpindah tempat kepada orang yang  lebih membutuhkanku, kepada mereka yang hanya memilikiku beberapa lembar saja, dan bahkan tidak memilikiku sama sekali, agar tidak ada lagi kemelut dan perselisihan yang dilakukan oleh manusia, agar tidak ada lagi sebutan untuk “Si kaya” dan “Si miskin”, jika kedua hal itu terjadi hanya gara-gara aku, lebih baik aku di bagi sama rata kepada manusia diseluruh dunia ini, tapi semua itu tidaklah mungkin. ingin rasanya berteriak kepada manusia yang tergila-gila terhadapku, sesungguhnya aku ini tidak abadi, aku hanya bisa menemani kalian didunia ini saja, hanya bisa memberikan kesenangan yang bersifat sesaat, dan aku juga tidak bisa menjanjikan kebahagiaan yang kekal, saat kalian “Pulang” kalian tidak bisa membawaku, dan aku juga tidak akan bisa memberikan kebahagiaan yang sama untuk ”Kehidupan” kalian yang selanjutnya, apalagi memberikan pertolongan untuk kalian.
Pandanglah aku sewajarnya saja. aku bukan Tuhan, aku juga bukan surga di dunia dan di akhirat, aku hanya bagian di kehidupan kalian saat ini, kelak aku juga bisa menjadi saksi di pengadilan Tuhan bagaimana cara kalian bisa mendapatkanku. ingatlah,, aku hanya benda bernama “Uang” .



Top of Form

Bottom of Form

Tidak ada komentar:

Posting Komentar